Jumat, 02 April 2021

Wah... Janger Naik Kelas

Hotel Santika (31/03/2021)
Wakil Bupati Banyuwangi membuka kegiatan
yang juga dapat di saksikan melalui Streaming Youtube

Sejak masih tinggal di dusun terpencil itu, Janger adalah hiburan yang ditunggu-tunggu. Sangat Wah dan special bagi kami. Bisa nonton setahun sekali setelah selamatan petik panen kebun. Biasanya selepas melihat Janger esok harinya kami selalu memeragakan adegan-adegan peperangan. Atau bahkan mendadak jadi pelawak. Itu kami lakukan di bangku Sekolah Dasar.

Saya rindu sekolah itu.... sekolah terpencil itu.... dengan suasananya.... keramah tamahan penduduknya... keakrabannya...dan lain sebagainya. Andai Tuhan berkehendak lain saya ingin mengabdikan diri kembali ke SD itu.. ke kampung halaman.. tanah kelahiran....tapi sayangnya sekolah tersebut sudah tutup. hehe....😊

31 Maret 2021, Janger Naik Kelas dari kelas kampung ke kelas Hotel Berbintang Santika Banyuwangi pukul 19.00 - 00.00 WIB live streaming Youtube bersama Janger "Sastra Dewa" dari Srono dengan lakon "Ande Ande Lumut. Bapak Wakil Bupati Banyuwangi berkenan membuka acara.

Penampilan Kesenian Janger di Hotel Santika Banyuwangi

Sekilas tampilan tersebut mengisahkan perjalanan para gadis Klenting Abang, Klenting Ijo dan Klenting Kuning yang hendak "ngunggah-unggahi" 'melamar calon suami' (dulu tradisi ini berlaku untuk para gadis di Lamongan yang melamar calon suami --entah kalau sekarang).

Di tengah perjalanan mereka terhalang sungai yang lebar dengan penunggu raksasa Yuyu Kangkang --sejenis kepiting kali/sungai.

Yuyu Kangkang mau membantu menyeberangkan asalkan diberi imbalan cipika-cipiki. Hanya Klenting Kuning yang kekeh menolak. Sesampai di seberang sungai. Yuyu Kangkang marah dan Kleting Kuning tetap kekeh no cipika no cipiki. Klenting Kuning akhirnya memukulkan tongkat saktinya sehingga Yuyu Kangkang tidak berdaya.


PT. Perkebunan Bayulor, Songgon
3 Januari 2017 Menonton Janger Sekaligus
Melaporkan giat publikasi kepada Bupati Banyuwangi,
CC: Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi

Sesampai di hadapan rumah janda Kendi Dadapan (Mbok Rondho Dadapan Ibunya Ande Ande Lumut) mereka menyampaikan keinginan ngunggah-ngunggahi Ande Ande Lumut. Mbok Rondho Dadapan menyampaikan keinginan para Klenting kepada anandanya Ande Ande Lumut.

Hanya Klenting Kuning yang diterima Ande Ande Lumut, sementara Klenting Abang dan Klenting Ijo tertolak karena telah tergoda Yuyu Kangkang. Singkat cerita, ternyata, Ande Ande Lumut adalah Pangeran Kusuma Yuda, putra Raja Kediri, dan Kleting Kuning adalah putri Raja Jenggala yang kenudian menikah hidup rukun dan bahagia.

Pesan moralnya, teguhlah pada keyakinan dan keimanan dari segala godaan. Gadis desa pun mampu bersikap teguh pada keyakinan dan keimananya. Gadis publik (publc figur) yang terlanjur basah terjun dalam lingkaran religi, teguhlah pada keyakinan dan keimananmu, sebagaimana Klenting Kuning telah meneguhkan keyakinan dan keimanannya, karena publik jarang menilai dari sosokmu sebagai gadis publik namun sering menilai dari religimu atas kerapuhan keyakinan dan keimananmu, yang sebenarnya bisa terjadi pada semua orang. Jaga diri baik-baik dari Yuyu Kangkang-Yuyu Kangkang abad ini!

Atau kalau hanya ingin menyeberang sungai, sini saya bantu menyeberang untuk ngunggah-unggahi Pangeran Yang Mahaagung agar menjadi bidadari-bidadari surga kelak. Modalnya hanya satu tongkat sakti keyakinan dan keimanan.

(Bersyukur jadi perjaka "Jaka Tarub" Lamongan yang dulu diunggah-unggahi para calon istri. Namun bagaimana jika tradisi ini sudah tidak berlaku? Jangan bermimpi diunggah-unggahi calon istri, ikuti syariat yang berlaku --Berharap ada Festival Jaka Tarub yang naik gethek menyusuri kali di Lamongan atau Festival Yuyu Kangkag yang di punggungnya duduk para gadis anggun nan cantik, siapa tahu ketemu jodoh pada Festival Yuyu Kangkang.

Capa mau naik Yuyu Kangkang? Sini, naik gethek bareng-bareng menyusuri kali di Lamongan!) 
Semoga Janger tetap ada. Lestari dengan pertunjukan yang mengedukasi warga dari sentuhan seni. Sukses berkah Janger!

------------------ 

Notes: Sebagian besar catatan ini di tulis oleh Bpk. Dwi Yanto dan telah memperoleh ijin publikasi.

(Bpk. Drs. H. Dwi Yanto adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan pangkat Pembina Utama Muda (IV/c) berliau pernah berkarier dan menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Staf ahli bidang kemasyarakatan dan SDM Pemkab Banyuwangi dan sejak 30 Desember 2020 menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar