Selasa, 13 April 2021

AKM: Pertanyaan Disusun Membentuk Lintasan Kemampuan Yang Kontinum

Sebelum membaca ulasan tentang materi ini anda harus membaca Prinsip Asesmen terlebih dahulu. Ada dua poin penting dalam melakukan diagnosa asesmen awal, yaitu:

  1. Pertama: Pastikan setiap soal yang dipilih akan memberikan informasi tingkat pemahaman siswa.
  2. Kedua: Pertanyaan disusun membentuk lintasan kemampuan yang kontinum.

Pada ulasan ini kita akan membahas poin kedua yaitu pertanyaan disusun membentuk lintasan kemampuan yang kontinum. Apa maksudnya?

Setiap kesalahan dalam menjawab soal, ketika siswa dilakukan asesmen oleh guru akan memberikan diagnosa yang berbeda. Dengan demikian maka akan berdampak pada tindak lanjut yang berbeda pula. Dalam soal-soal yang seperti ini guru harus jeli dalam hal mengamati.

Ada skenario tidak hanya dari setiap soalnya. Tapi bagaimana suatu soal dirangkai menjadi satu bentuk tes yang utuh inilah yang disebut dengan pertanyaan disusun membentuk lintasan kemampuan yang kontinum. Kontinum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga memiliki arti rangkaianUntuk lebih memberikan pemahamanperhatikan contoh soal berikut ini: 

Penjelasan: 

Soal Nomor 3: Semisal Ketika guru menyajikan soal nomor 3 tentang kereta api kemudian anak menjawab salah. Maka guru harus tahu sebenarnya anak menjawab salah ini karena literasi membacanya rendah atau karena kemampuan matematikanya yang masih bermasalah. Atau siswa tidak memahami setiap kalimat-kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia itu mewakili tambah atau kurang. Sehingga perlu ada skenario mundur. Kalau guru ingin siswa soal yang paling akhir dan ternyata dia tidak bisa jangan-jangan siswa tidak bisa memformulasikan kalimat keseharian. Maka muncullah soal Nomor 2.

Soal Nomor 2: telah dikatakan bahwa ketika siswa tidak mampu mengerjakan soal nomor 3 maka muncullah soal nomor 2. Pada soal nomor 2 siswa diminta memilih mana formula matematika yang tepat yang mereprentasikan suatu masalah.

Soal nomor 1: Seandainya masih gagal juga maka ada soal-soal yang hanya meng-asesmen kemampuan menjumlah dan mengurangi jadi tidak ada campuran pengetahuan literasi membaca atau kemampuan membaca dari soal tersebut.

Dengan  mencermati penjelasan soal tersebut maka sudah selayaknya hal inilah yang menjadi perhatian penting para guru ketika membuat soal secara mandiri dan sederhana yang berbasis diagnosa kepada siswa.

Selamat belajar....salam guru berdikari! ❤🇮🇩🇮🇩😉

Tidak ada komentar:

Posting Komentar