Sebuah desa di pinggir hutan dilanda keresahan. Bukan karena minyak langka dan mahal. Akan tetapi sudah beberapa hari kawanan serigala hutan selalu masuk ke permukiman. Serigala-serigala itu kelaparan karena buruan di hutan kian susah didapat.
Setiap kali masuk desa, kawanan serigala itu memorakporandakan persediaan makanan penduduk, memburu dan menangkap hewan ternak.
Bukan tak berusaha, penduduk desa sudah memakai cara yang terlintas dalam benak mereka untuk mencegah serigala-serigala mengacau dan merugikan mereka. Namun, belum ada yang berhasil. Penduduk desa kehilangan akal.
Ketika asa sudah tak ada lagi di seantero desa, seorang pengembara tua menjejakkan kaki di sana. Dia, pengembara tua itu, mendapat keluh kesah warga.
Ilusrasi : Serigala |
"Kumpulkan makanan kesukaan serigala hutan itu di tengah tanah lapang itu", Pinta pengembara tua.
"Untuk Apa?" Ujar Warga desa heran
"Lakukan saja. Suatu saat kalian akan tahu." Ujar pengembala tua
Meski ragu, warga desa mengikuti permintaan pengembara tua. Makanan kesukaan serigala hutan dalam sekejap tersedia di tengah tanah lapang.
Pengembara tua mengatakan bahwa selama beberapa hari warga desa harus terus menyediakan makanan untuk kawanan serigala hutan. Apa yang terjadi dengan serigala serigala itu? kini mereka tahu betapa mudahnya mendapatkan makanan. Tinggal pergi ke tanah lapang, tak perlu mengacak-acak tempat penyimpanan makanan atau berlarian mengejar hewan ternak.
Ketika semua serigala sudah masuk pagar, pintunya segera ditutup. Saat makanan habis, serigala-serigala akan kembali ke hutan. namun, tidak menemukan jalan keluar. Mereka terkurung dalam pagar.
Nah.... sadarkah bahwa kita punya kebiasaan-kebiasaan buruk? Awalnya keenakan mendapat kemudahan membuat kita lupa (atau melupakan) kerja keras. Terbiasa memperoleh kemudahan membuat kita lalai bahwa keadaan selalu berubah. Kita merasa nyaman saja pada sedikit dan kecil, tetapi lama-lama menetap menjadi kebiasaan dan susah untuk kita tinggalkan. Bahkan, karena keenakan, kebiasaan itu membutakan nurani kita, membuat kita tidak lagi peka. Padahal bisa membuat kita berada dalam situasi yang tidak baik-baik saja.
*Cerita fiksi ini di tulis oleh : Suhud Rois, di sadur ulang oleh Sain Widianto dengan beberapa perubahan.
đź’— Berbagi dan Tumbuh Bersamađź’—
Muhammad Amirul Syamiruhan Alfalih
BalasHapusPesan/ nasehat
Jangan selalu terlena dengan kebiasaan. Jangan skpetis dengan hal-hal baru. Belajar terus sampai akhir hayat.
Muhammad Amirul Samiruhan Al-Falih
HapusPesan atau nasihat saya adalah jangan selalu terlena dengan kebiasaan. Jangan skeptis dengan hal-hal baru. Belajar terus sampai akhir hayat
Ifdil Manazil jangan selalu terlena dengan kebiasaan.jangan skpetis dengan hal-hal baru.belajar terus Sampek hayat.kita selalu belajar
BalasHapus1. kebiasaan.jangan --> ini diberi jarak. Huruf J pada kata "jangan" menggunakan huruf Kapital.
Hapus2. baru.belajar --> ini diberi jarak. Huruf B pada kata "belajar" menggunakan huruf Kapital.
3. Sampek bukan kata baku. Mohon diperbaiki ya.
4. hayat.kita --> ini diberi jarak. Huruf K pada kata "kita" menggunakan huruf Kapital.
5. Pada akhir kalimat atau paragraf diberi tanda titik.
Nur Nabila Uswatun Hasanah
BalasHapuspesan atau nasehat saya adalah
Jangan selalu terlena dalam kebiasaan.
Jangan skpetis dengan hal-hal baru.
Belajar terus sampai akhir hayat.
Nur Nabila Uswatun Hasanah
HapusPesan atau nasehat saya adalah:
1. Jangan selalu terlena dalam kebiasaan.
2. Jangan skpetis dengan hal-hal baru.
3. Belajar terus sampai akhir hayat.
Moh.Adit Prasetya.nasihat atau pesan:Jangan selalu terlena dengan kebiasaan. Jangan skeptis dengan hal-hal baru Belajar terus sampai akhir hayat.
BalasHapusAhmad Wasilal Arham. Pesan atau nasihat: Jangan sKeptis dengan hal hal baru. Jangan Selalu terlena dalam kebiasaan. Belajar terus sampai akhir hayat.
BalasHapus