Saya menghadiri wisuda anak saya yang lulus SMP tahun ini, di SMP IT Darul Abidin Depok. Menarik, karena tidak seperti seremoni wisuda yang lain yang pernah saya hadiri, saat masing-masing wisudawan/wati dipanggil ke podium tidak disebut embel-embel nilai akademik yang mereka raih melainkan nilai plus apa yang menonjol pada anak tersebut. Karena semua anak memiliki kekhasan maka alhasil wisuda ini menjadi milik semua yang hadir.
![]() |
Foto : Hasto Harsono |
Sebagai contoh, begini announcer memperkenalkan wisudawan (sementara wisudawan berjalan menghampiri podium dan disalami):
"Fulan, the friendly friend, yang murah senyum dan pandai bergaul, membuat suasana kelas ceria. Anak pertama dari 4 bersaudara ini hobby menulis, yang dituangkan dalam kegiatan menulis buku bersama writing club sekolah. Telah menyelesaikam hafalan 63 surat dari jus 30-27. Ate, panggilannya punya cita-cita menjadi dokter anak, semoga tercapai cita-citanya..."
Begitulah, ada si smart, si sporty dan sebagainya. Tak ada wisudawan atau orang tua siswa yang merasa kehadirannya hanya sebatas hadir, karena semuanya istimewa. Dan ini tidak dibuat-buat.
Penyebutan setiap siswa secara personal menunjukkan pengenalan para pendidik yang mendalam terhadap anak didiknya. Konsep multiple intelligence benar-benar diterapkan dalam menjaga, menumbuhkan dan mengapresiasi keunggulan unik setiap siswa.
Acara wisuda yang panjang ini seharusnya membosankan, ternyata tidak! Seperti menyimak parade bintang, berkali-kali hati dibuat takjub. Berkali-kali mata ini membasah, menyaksikan betapa anak-anak ini memang seperti mutiara. Membutuhkan ilmu dan kesabaran untuk mengenal potensinya, memoles dengan telaten hingga muncul benar kilaunya.
-------------
18 Mei 2019, Ditulis Oleh: Hasto Harsono,
Bergerak Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar