Foto: Riyadi Ariyanto |
Istriku mengajak ratusan anak secara bergantian sepanjang tahun belajar di dapur ibuku di kampung. Orang sering mengira bahwa itu adalah belajar memasak/sekolah memasak. Salah. Istri saya menggunakan medium memasak (yang ia bisa) untuk membekali anak-anak tetang kemampuan literasi, kreatif, solutif dan komunikatif.
Foto: Riyadi Ariyanto |
Setiap orang menjadi guru. Setiap rumah menjadi sekolah. Begitu menurut Ki Hajar Dewantara.
Foto: Riyadi Ariyanto |
Bila setiap orang adalah guru, berarti guru bukanlah jenis profesi. Guru adalah panggilan Tuhan atau kemanusiaan yang tak ternilai/terbayar.
Foto: Riyadi Ariyanto |
Maka yang di sekolah, itu bukan guru, tetapi pengajar. Mereka yang mempunyai kemampuan khusus yang orang tua/masyarakat umum tidak bisa mengajarkannya kepada anak-anak mereka.
Pemahaman ini penting. Bukan hanya soal istilah, tetapi miskonsepsi ini mengikat dan menjadi salah satu penghambat terhebat sehigga gerak pendiidikan kita jalan di tempat. Terasah puluhan tahun, menjadi salah kaprah bahwa pendidikan anak adalah tugas guru di sekolah. Tugas orang tua menjadi seksi transportasi (antar-jemput) anak rumah-sekolah atau sekedar menyediakan uang seperti yang diminta sekolah.
Salah kaprah ini jangan diteruskan. Hari pendidikan ini bukan hari profesi guru. Hari pendidikan adalah hari istriku juga, yang ibu rumah tangga, yang bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anakku.
Pendidikan kita memuja anak-anak yang bisa bahasa inggris dan komputer, tetapi tidak masalah anak-anak tetap main hp saat orang tua menyapu rumah, mencuci pakaiannya. Pulang sekolah langsung masuk kamar main laptop. Orang tua hampir frustasi, nangis, dodok-dodok kamarnya membangunkan sahur....
Akhirnya semuanya dapat mengucapkan Selamat Hari Pendidikan Nasional di tahun 2021 ini.
Foto: Badan Kepegawaian Negara |
#SobatBKN, hari ini, 2 Mei 2021 adalah kali kedua kita memperingati Hari Pendidikan Nasional dalam situasi pandemi Covid-19.
Ada tantangan2 tersendiri yg harus dilalui dunia pendidikan, termasuk para guru dan orang tua yg perlu dg seksama membersamai ananda agar tetap semangat belajar dlm situasi pandemi.
Ketika semangat melemah, ingatlah semboyan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara yakni ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan).
Melalui semboyan itu, Ki Hajar Dewantara, mengajarkan kpd kita bahwa ada setiap peran yg dpt kita mainkan dlm posisi apapun yg kita miliki. Maka, berbuatlah, optimalkanlah. Merdekakan diri dari segala hambatan yg halangi diri u maju, pd situasi pandemi.
Selamat Hari Pendidikan Nasional. Mari bangkit dan pulih. Mari serentak bergerak, wujudkan merdeka belajar.
Foto: Dinas Perhubungan Banyuwangi |
Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi mengucapkan Selamat Hari Pendidikan Nasional, 02 Mei 2021
--
Di depan memberi teladan
Di tengah memberi bimbingan
Di belakang memberi dorongan
--
"Ki Hadjar Dewantara"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar